Alasan Pj Wali Kota Cimahi Dicopot dari Jabatannya: Penjelasan Mendagri Tito Karnavian**
Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan, resmi dicopot dari jabatannya. Keputusan ini diambil oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2023. Namun, apa alasan di balik pencopotan tersebut? Berikut adalah rincian lengkapnya.
1. Kegagalan Menekan Inflasi Jadi Alasan Utama
Penyebab utama pencopotan Dikdik Suratno Nugrahawan dari jabatannya sebagai Pj Wali Kota Cimahi adalah kegagalannya menekan laju inflasi di wilayahnya. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa inflasi di Kota Cimahi terus meningkat, terutama harga beras yang tak kunjung turun.
“Saya sudah berkali-kali menyampaikan kepada Kota Cimahi, inflasinya tinggi, berasnya naik terus,” ujar Tito dalam rapat tersebut yang disiarkan melalui YouTube Kemendagri, Senin (9/10/2023).
Menurut Tito, Kota Cimahi yang dikelilingi daerah penghasil cabai seharusnya bisa mengendalikan harga komoditas tersebut. Namun, kenyataannya inflasi di kota itu tetap tidak terkendali.
2. Surat Pencopotan Sudah Resmi Dikeluarkan
Dikdik Suratno Nugrahawan dicopot secara resmi dari jabatannya melalui surat yang ditandatangani oleh Mendagri Tito Karnavian pada Sabtu (7/10/2023). Dalam kesempatan tersebut, Tito mengumumkan bahwa Kota Cimahi akan segera memiliki wali kota baru untuk menggantikan Dikdik.
“Saya minta untuk segera diganti, dan sudah diganti dengan wali kota baru,” ungkap Tito.
3. Respons Dikdik Usai Dicopot dari Jabatannya
Setelah pencopotan, Dikdik Suratno Nugrahawan memberikan tanggapannya dengan sikap yang tenang. Ia menyatakan menerima keputusan pemerintah pusat dengan lapang dada dan tetap mendukung setiap kebijakan yang diambil oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Apapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat, kami mendukung sepenuhnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Mendagri yang telah mempercayakan jabatan ini kepada saya,” ujar Dikdik kepada media pada Senin (9/10/2023).
4. Upaya Dikdik dalam Mengendalikan Inflasi di Cimahi
Meskipun akhirnya dicopot, Dikdik mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi di Kota Cimahi. Ia menyatakan bahwa pada Januari 2023, inflasi di kota tersebut mencapai 7 persen, namun berhasil ditekan hingga 2,3 persen.
“Kami memiliki tren positif dalam penanganan inflasi. Dari 7 persen di Januari, kini menjadi 2,3 persen,” jelas Dikdik.
Namun, ia juga mengakui bahwa salah satu penyebab tingginya inflasi adalah kenaikan harga komoditas tertentu di pasar tradisional, seperti ayam, cabai merah, dan bawang putih. Menurutnya, Cimahi sangat bergantung pada pasokan dari daerah lain karena bukan penghasil komoditas tersebut.
“Ketergantungan yang tinggi pada pasokan dari daerah lain membuat harga komoditas sulit turun,” tambahnya.
5. Analisis Faktor Penyebab Inflasi Tinggi di Cimahi
Dikdik menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan laju inflasi di Cimahi sulit dikendalikan. Salah satu faktor utamanya adalah kenaikan harga komoditas seperti daging ayam, cabai merah, dan bawang putih. Untuk daging ayam, Cimahi mendapatkan suplai dari daerah Priangan yang harganya relatif tinggi.
Selain itu, ketergantungan Cimahi pada pasokan komoditas dari daerah lain menjadi salah satu penyebab inflasi yang sulit dikendalikan. Kota Cimahi bukanlah daerah penghasil bahan pangan utama yang menyebabkan harga-harga tetap tinggi.
“Kami bergantung pada daerah lain untuk suplai komoditas, dan itu yang menyebabkan harga tak kunjung turun,” jelas Dikdik.
6. Harapan Dikdik Setelah Pencopotan
Meskipun telah dicopot, Dikdik berharap agar laporan kinerja yang telah disusunnya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Kemendagri dalam menilai kinerjanya sebagai wali kota. Ia merasa bahwa dengan penurunan angka inflasi yang telah dicapai, ia setidaknya telah melakukan beberapa langkah positif selama masa jabatannya.
“Saya berharap laporan kinerja ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menilai usaha saya dalam menurunkan inflasi,” pungkasnya.
Pantaskah Dikdik Menjadi Wali Kota Cimahi?
Pencopotan Dikdik Suratno Nugrahawan dari jabatan Pj Wali Kota Cimahi oleh Mendagri Tito Karnavian menjadi sorotan karena terkait dengan inflasi yang tinggi di kota tersebut. Dikdik sendiri mengakui bahwa beberapa faktor eksternal, seperti ketergantungan pada pasokan dari daerah lain, membuat upaya pengendalian inflasi menjadi lebih sulit. Namun, ia tetap berharap agar kinerjanya selama menjabat dapat dihargai.
Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah Dikdik pantas menjadi wali kota permanen setelah kegagalannya sebagai Pj Wali Kota. Dalam konteks ini, perlu dilihat lebih jauh apakah kegagalan Dikdik dalam menurunkan inflasi sepenuhnya disebabkan oleh kebijakannya atau ada faktor lain yang mempengaruhi situasi di lapangan.
Bagi sebagian orang, pencopotan Dikdik bisa menjadi sinyal bahwa ia belum siap untuk memimpin Kota Cimahi secara permanen. Keberhasilan dalam mengelola isu-isu penting seperti inflasi adalah salah satu kriteria utama bagi seorang calon wali kota, dan kegagalannya dalam aspek ini tentu menjadi bahan pertimbangan serius.
Jawaban atas pertanyaan ini bergantung pada bagaimana publik dan pemerintah melihat kegagalannya dalam menekan inflasi. Meski ia berhasil menurunkan angka inflasi secara signifikan, hasil akhir yang tetap tidak memuaskan membuat kinerjanya dipertanyakan.
Bagi Dikdik, pencopotan ini bisa menjadi pelajaran penting untuk memperbaiki diri jika ia ingin terus melanjutkan karier politiknya di masa depan.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-6974224/fakta-fakta-pj-wali-kota-cimahi-dicopot-termasuk-penyebabnya